Tuesday, September 26, 2006

 

India: The Economic Reform (A series)

"There was a glimmer of hope when Rajiv Gandhi became Prime Minister, but it quickly died down when we discovered that he did not have what it takes. It was not until July 1991 that our mood of despair finally lifted, with the announcement of sweeping liberalization by the minority government of P.V. Narasimha Rao. It opened the economy to foreign investment and trade; it dismantled import controls, lowered custom duties, and devalued the currency; it virtually abolished licensing controls on private investment, dropped tax rates, and broke public sector monopolies. As a result, growth picked up to 7.5 percent a year in the mid-nineties, inflation came down from 13 percent to 6 percent by 1993, exchange reserves shot up from $1 billion to $20 billion. As India joined the world economy we felt as though our second independence had arrived: we were going to be free from a rapacious and domineering state." (India Unbound: From Independence to the Global Information Age - by Gurcharan Das (2002) p. x)
Sebagai orang yang awam dalam ilmu ekonomi, saya tercenung. Apakah kiranya yang harus dilakukan oleh orang Indonesia untuk bisa bergabung dengan ekonomi dunia?

Reformasi ekonomi yang dipuji sebagaimana di atas pun masih ada kekurangan, yaitu keberlangsungannya yang lamban, seperti yang terungkap di bawah ini:

...The world has, meanwhile, changed from an industrial to an information economy, and it speaks to India's advantage - our initial success in software is the first evidence. The irony is that most Indians, especially in the political class, have not yet realized it. If they had, they would invest more in education and implement the reforms much faster. (p. xi)

Monday, September 18, 2006

 

Kata Pembuka

Kepada para rekan software profesional di Indonesia. Saya memberanikan diri untuk membuat weblog ini sebagai sarana untuk berbagi pengetahuan dan diskusi. Tujuannya adalah untuk menjajaki kemungkinan Indonesia menjadi salah satu daerah tujuan software outsourcing

Kebetulan saya pernah mengunjungi daerah industri software di India dan melakukan penelitian disana. Pengalaman ini menerbitkan ide buat saya untuk mencoba memikirkan strategi untuk meniru keberhasilan India di sektor ini. Sebab negara-negara lain di Asia seperti Vietnam, Philipina, dll telah mencoba mengikuti jejak India. Dan mereka sudah mulai diperhitungkan baik oleh kalangan industri maupun kalangan akademis.

Indonesia sama sekali belum disebut di dalam berbagai jurnal yang saya telaah semasa melakukan penelitian. Satu artikel keluaran tahun 1999 yang menyebut Indonesia. Artikel itu mencoba mengklasifikasikan negara-negara tujuan software outsourcing. Indonesia masuk ke dalam kategori terbawah. Nanti saya akan posting mengenai artikel tersebut.

Perjalanan panjang haruslah dimulai dari satu langkah kecil. Saya berharap blog ini bisa mentrigger sebuah wacana yang kondusif untuk memulai langkah ke arah sana.

This page is powered by Blogger. Isn't yours?